Menuju tengah malam, 7 Agustus 2016
#INDONESUCK Jember, memang telah
usai hari sabtu. 6 Agustus 2016 kemarin. Tetapi, saya masih ingin mengenangnya
melalui catatan yang agak maksa ini, Heheee ;) Saya menyebutnya
agak maksa, karena saya menulisnya disela-sela kesibukan ngurusi akademik, dan saat beberapa jenis virus akut, menjangkiti internal kerja komputer, dan otak saya. maka beginilah. buruk! Oia, catatan ini tak hanya berisi tentang jalannya show,. Tapi digabung dengan cerita saya sebelum show dimulai.
Sabtu, 6 Agustus 2016
Selepas mengajar, sekitar pukul 12. 30
saya buru-buru pulang, sholat, dan terpaksa nggak mandi karena khawatir telat. Pukul
12 50, saya meluncur, bersama tiga orang lainnya. Husnah, Iza, dan Virli. Entah
pukul 13 lebih berapa, kami bahkan menjadi penonton pertama yang mengisi daftar
hadir. Di depan venue, terdapat selembar kain putih, untuk kami tulisi gambaran
dan harapan untuk Indonesia. Saya sempat berfikir keras, tentang kata apa yang
akan saya tulis. Akhirnya saya menulis “Aku ingin, mimpi tentang Indonesia
tetap terkepal, dan tak henti-hentinya bergerak”. Mimpi yang saya maksud, merangkum
segala harapan lain yang tertulis di kain itu. Seperti harapan tentang
perdamaian.
Karena acara belum dimulai, kami
memuuskan untuk nongkrong dulu, sembari melepas dahaga di kantin Fakultas Hukum
Universitas Jember (FHUJ). Pergosipan pun tak dapat dihindari, kami ngobrol
kemana-mana. Sampai pukul dua kurang sedikit, kami memutuskan untuk masuk venue, ruang MMC FHUJ.
Seperti yang lalu, entah sejak kapan, ruangan (itu) tampak longgar. Kursi-kursi
kosong, wajah-wajah banyak menghilang. Mungkin memang begitu hukumnya. Tapi toh,
walaupun apresiasi penonton berkurang, Jember sudah berhasil mengirim salahsatu
punggawanya untuk berjuang di Stand Up Comedi Academy (SUCA) Indosiar.
***
Pukul 14 lebih, show pun dibuka oleh dua MC andalan, Langit dan Nyong. Rasa-rasanya,
dari beberapa show yang saya tonton, Mas Langit kerap di tunjuk sebagai MC. :)
Selain memberi gambaran tentang #INDONESUCK, dua MC itu juga membagi
beberapa voucher belanja dari sponsor acara. Juga sempat me-riffing penonton yang datang dengan
seragam pramuka. Hal itu cukup sukses menghangatkan suasana yang sedaari tadi
terasa agak dingin.
Selain Pak Yudhit, hari itu saya tak sabar ingin melihat Mba Sindy @StandUpIndo_MLG,
yang secara nggak sengaja, postingan instagramnya pernah muncul di kolom eksplor, lalu diam-diam saya stalking. Sejak saat itu, saya
penasaran, ingin melihatnya perform,
dan ingin tahu bagaimana isi kepalanya.
@Sindyasta
Dan ternyata, Mba Sindy menjadi line up pertama. Membuka penampilan
dengan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pengoleksi buku, utamanya
buku-buku komunisme dan buku “kiri” lainnya. Sesuatu yang tentu saja jarang
dilakukan perempuan kekinian yang lebih senang mengoleksi berbagai macam pensil
alis. Setelah itu, Ia menyampaikan keresahannya terkait krisis kemanusiaan. Selanjutnya,
lebih banyak menceritakan kehidupan keluarga, dan bagaimana Ia menjadi yatim-piatu.
@florespalsu
Comic kedua adalah Gani yang pernah menjadi finalis SUCI Kompas TV. Ia
membawa materi tentang istrinya yang belum di anugerahi kehamilan, menjelang
setahun usia pernikahannya. Tapi yang paling saya ingat, adalah materi tentang
tawaran pekerjaan “memindahkan tower”.
@pep3ng
Selanjutnya, Pepeng dari Surabaya, membuka penampilan dengan data
pengangguran, yang bikin saya menarik nafas, karena seram melihat angkanya. Lalu
cerita tentang pekerjaan, biaya pernikahan, dan fenomena Pokemon Go. Hampir semua materinya pecah, dan keren. Saya ketagihan
nonton lagi, karena ini pertama kali saya menontonnya.
@Wahyutogog
Dan Comic ke empat, Mas Wahyu Togog, dari Sidoarjo. Dari awal sampai akhir,
materinya pecah semua. Lucunya nggak putus-putus, walau terkesan seperti
seminar wirausaha, atau seminar motivasi. Mas Wahyu Togog keren!
@doseNdeso
Dilanjutkan oleh Fajar, Dosen asal Pare, Kediri. yang membawa materi
tentang pendidikan, FPI, dan goyang drible. Materi goyang drible sampai goyang “tahiyat”
jadi materi yang paling nempel, dan paling lucu bagi saya. Oia, syarat kemampuan Bahasa Inggris untuk calon
pengantin di Pare juga lucu sekali. “Agar bisa ngomong“oh Yes- Oh No”, karena kalau pakai bahasa Jawa, atau Madura, pasti
aneh”. Sangar pokoknya. Saya penasaran,
bagaimana Pak Fajar jika di kelas?
@gagangramdhan
Dan Dari Stand Up Indo Jember, ada Gagang Ramadhan. Selain membahas Pokemon Go, dan Orang tuanya yang agak
gaptek, Ia juga membahas bahwa Indonesia adalah Negara yang Demo-crazy- Kalau demo gila-gilaan. Misalnya, Gagang mempertanyakan, mengapa kita
harus demo? Jadi memang, ada beberapa jalan untuk menyampaikan pendapat,
seperti seni, tulisan, dan terakhir turun jalan. Turun jalan-pun adalah jalan
paling akhir, ketika hearing, atau
diskusi dengan pemangku kebijakan tidak menemukan jalan keluar, maka turun
jalan terpaksa dilakukan. Saya juga bukan orang yang hobby demo. Hanya saya
suka tidak tahan melihat sesuatu yang tidak wajar. Memang ada beberapa “rukun”
yang dilakukan saat turun jalan. Seperti menyanyikan lagu kebangsaan. Hal itu
dilakukan untuk meningkatkan semangat, bahwa kita sedang ingin memperjuangkan
kembali apa yang ada dalam lagu terseut. Lalu bakar ban. Bahwa asap yang pekat,
merupaan simbol kekecewaan, bahwa ada yang “tidak beres” disini. Hmmm, gara-gara
ini, saya jadi lupa, mana lagi, materi Gagang yang pecah.
@yudhit_c
Dan headliner kita, Yudhit
Ciphardian. Beliau membawa beberapa materi, seperti cerita tentang
serangan jantung yang menimpanya diakhir thun 2015 lalu. Bagaimana basa-basi
yang dilakukan pembesuk yang memaksanya untuk mengulang-ulang cerita, atau
suster yang sering bertanya “ada keluhan Pak?” “ada Sus, biaya”. Bagian itu pecah, asli. Lalu
dilanjutkan tentang gagasan tentang Indonesia yang belum sepenuhnya toleran,
disampaikan dengan contoh kasus Pembakaran Vihara dan klenteng di Tanjung Balai.
Beliau percaya, bahwa kejadian itu tak akan terjadi begitu saja, tanpa ada nya
provokator. Saya sepakat, karena tak ada satupun agama yang mengajarkan
kekerasan. Menurut saya, Masyarakat kita ini sebenarnya sudah toleran, hanya
saja, selalu ada oknum yang sengaja mengacaukan. Selain itu, Pak Yudhit juga memberi pesan pada para Jomblo, agar
segera memiliki pasangan, pesan agar berhenti merokok, dan bahkan pesan pernikahan. Menurutnya, Cinta saja tak cukup jika kita ingin membangun rumah tangga. Terimakasih pesannya Pak :”)
Setelah Pak
Yudhit menutup penampilannya, para performer kembali ke panggung,
dan mengajak kami menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Penonton dimohon untuk
berdiri,"
Begitu lagu berakhir, panitia mempersilahkan penonton
untuk bertanya terkait materi yang dibawakan oleh comic-comic tadi. Karena kebelet ke kamar mandi, saya hanya
sempat bertanya pada mba Sindy. Yang lalu, mebuat kita ngobrol agak panjang
setelah acara selesai. Talk session
berakhir dengan Take A picture together.
Terimakasih
untuk #TimIndoneSuck atas pertunjukan keren nya. Terimakasih juga StandUp Indo
Jember, atas kerja kerasnya menghadirkan acara ini. Semoga kedepannya semakin
baik, Semoga saya masih bisa terus duduk di kursi penonton, menikmati
karya-karya kalian.
“kita saling melempar
tugas,” sebab pikiran kita hampir tak singgah. Hanya itu.
tersebut.